Jumat, 05 April 2013

Kelapa Sebagai Komoditi



·         Sabut Kelapa
Sabut kelapa untuk bahan baku Produk yang dihasilkan dari komoditas perkebunan itu, antara lain berupa serat sabut kelapa atau "coco fiber" untuk bahan baku industri bernilai ekonomi tinggi, seperti spring bed, matras, sofa, bantal, jok mobil, karpet dan tali. Serbuk sabut kelapa atau "coco peat" lebih banyak digunakan sebagai media tanam pengganti tanah dan pupuk organik.

Apa kelebihan cocopeat/serbuk sabut kelapa sebagai media tanam :
1. Terbuat dari bahan organik 100% sabut kelapa
2. Mempunyai daya serap dan simpan air yang tinggi sehingga hemat air.
3. Mempunyai daya serap terhadap pupuk, sehingga dapat menyimpan pupuk
4. Menggemburkan tanah dengan pH netral dan ramah lingkungan
5. Dapat memberikan rongga udara dalam tanah karena sifatnya yang lembut.
6. Kadar garam rendah serta bebas bakteri dan jamur merugikan.
7. Menunjang pertumbuhan akar dengan cepat, baik untuk media semai bibit.
8. Sangat baik untuk media tanam hydrophonik.
9. Bahan ini sangat stabil selama bertahun-tahun dan tidak mudah terdekomposisi.
10. Cocopeat atau serbuk sabut kelapa mengandung Trichoderma molds dapat mengurangi penyakit dalam tanah.
11. Cocopeat atau serbuk sabut kelapa dapat digunakan berulang-ulang

·         Batok / tempurung kelapa

Dapat menjadi arang yang berharga jual tinggi dan dapat diekspor. Produk batu arang tempurung kelapa (coconut shell briquette charcoal) dapat diproduksi sesuai kebutuhan pasar dan menjadi produk ekspor unggulan. Pengolahan tempurung kelapa menjadi arang dilakukan dengan cara pembakaran. Setumpuk tempurung kelapa dimasukkan ke dalam drum. Kemudian, tempurung kelapa dibakar. Setelah itu, tempurung kelapa yang belum dibakar dimasukkan lagi setahap demi setahap ke dalam drum. Hal itu terus-menerus dilakukan sampai drum penuh dengan tempurung kelapa. Setelah penuh, drum ditutup dan seluruh batok kelapa di dalam drum mengalami proses pembakaran. Lambat laun, tempurung kelapa akan menjadi arang. Setelah dipisahkan dengan sampah- sampah hasil pembakaran itu, arang tempurung kelapa akan menjadi bahan baku produk arang inovatif yang akan diekspor ke pasar dunia.
Dapat menjadi kerajianan, banyak hiasan yang terbuat dari tempurung kelapa dengan variasi bentuk yang unik, ini juga dapat dijadikan kerajinan terapan yang bernilai guna seperti tas.
·         Minyak kelapa
Minyak kelapa murni, atau lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil (VCO), adalah modifikasi proses pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan produk dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai daya simpan yang cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan.

·         Air kelapa
Karena kandungan air kelapa berupa mineral dan vitaminnya cukup tinggi, maka air kelapa adalah produk yang cocok digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri penghasil produk-produk pangan. Maka, fermentasi air kelapa adalah salah satu terobosan untuk mengambil nilai manfaat lain dari air kelapa.

Berikut ini beberapa contoh produk fermentasi air kelapa
1.    Nata de coco
Bahan yang dibutuhkan untuk membuat nata de coco adalah air kelapa, gula pasir, pupuk urea, asam cuka glacial dan bibit bakteri Acetobacter xylinum yang bisa Anda dapatkan di laboratorium pertanian. Fermentasi air kelapa yang melibatkan bakteri Acetobacter xylinum menghasilkan produk nata de coco. Bakteri ini dapat kita temukan pada sayuran dan buah-buahan yang telah mengalami pembusukan dan pada tanaman bergula yang mengalami proses fermentasi. Bakteri ini akan mengubah gula yang terkandung dalam media tumbuhnya menjadi selulosa. Selulosa berbentuk benang-benang yang kemudian berlendir dan membuat jalinan kokoh yang tebal. Barulah kemudian lapisan nata terbentuk.

2.    Fermentasi air kelapa menjadi asam cuka (vinegar)
Air kelapa berubah menjadi asam akibat aktifitas bakteri Acetobacter pada air kelapa yang mengandung alkohol. Alkohol tersebut mengalami penggabungan dengan oksigen dan berubah menjadi acctaldehid. Pada akhirnya acctaldehid pun akan mengalami oksidasi menjadi asam asetat (asam cuka). Rasa asam pada air kelapa disebabkan oleh asam cuka yang menurunkan PH air kelapa. Lama fermentasi itu sendiri tergantung pada kadar keasaman cuka air kelapa yang dihasilkan saat proses. Tingkat keasaman cuka yang dihasilkan air kelapa muda dan air kelapa tua sangat berbeda.

3.    Anggur dari air kelapa.
Fermentasi air kelapa dapat menghasilkan anggur/alkohol dengan bantuan mikroorganisme Saccharomyces cerevisiae dan Saccharomyces ellipsoides serta ragi roti. Mikroorganisme Saccharomyces mampu mengubah glukosa (gula) menjadi alkohol dan karbondioksida (CO2). Anggur/alkohol yang dihasilkan oleh Saccharomyces memiliki kadar alkohol yang tinggi jika dibandingkan dengan alkohol yang dihasilkan oleh ragi roti. Namun alkohol/amggur yang dihasilkan ragi roti memiliki bau dan rasa yang lebih enak ketimbang alkohol yang dihasilkan mikroorganisme Saccharomyces.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar