·
Sabut Kelapa
Sabut kelapa untuk
bahan baku Produk
yang dihasilkan dari komoditas perkebunan itu, antara lain berupa serat sabut
kelapa atau "coco fiber" untuk bahan baku industri bernilai ekonomi
tinggi, seperti spring bed, matras, sofa, bantal, jok mobil, karpet dan tali.
Serbuk sabut kelapa atau "coco peat" lebih banyak digunakan sebagai
media tanam pengganti tanah dan pupuk organik.
Apa kelebihan cocopeat/serbuk sabut
kelapa sebagai media tanam :
1. Terbuat dari bahan organik 100% sabut kelapa
2. Mempunyai daya serap dan simpan air yang tinggi sehingga hemat air.
3. Mempunyai daya serap terhadap pupuk, sehingga dapat menyimpan pupuk
4. Menggemburkan tanah dengan pH netral dan ramah lingkungan
5. Dapat memberikan rongga udara dalam tanah karena sifatnya yang lembut.
6. Kadar garam rendah serta bebas bakteri dan jamur merugikan.
7. Menunjang pertumbuhan akar dengan cepat, baik untuk media semai bibit.
8. Sangat baik untuk media tanam hydrophonik.
9. Bahan ini sangat stabil selama bertahun-tahun dan tidak mudah terdekomposisi.
10. Cocopeat atau serbuk sabut kelapa mengandung Trichoderma molds dapat mengurangi penyakit dalam tanah.
11. Cocopeat atau serbuk sabut kelapa dapat digunakan berulang-ulang
1. Terbuat dari bahan organik 100% sabut kelapa
2. Mempunyai daya serap dan simpan air yang tinggi sehingga hemat air.
3. Mempunyai daya serap terhadap pupuk, sehingga dapat menyimpan pupuk
4. Menggemburkan tanah dengan pH netral dan ramah lingkungan
5. Dapat memberikan rongga udara dalam tanah karena sifatnya yang lembut.
6. Kadar garam rendah serta bebas bakteri dan jamur merugikan.
7. Menunjang pertumbuhan akar dengan cepat, baik untuk media semai bibit.
8. Sangat baik untuk media tanam hydrophonik.
9. Bahan ini sangat stabil selama bertahun-tahun dan tidak mudah terdekomposisi.
10. Cocopeat atau serbuk sabut kelapa mengandung Trichoderma molds dapat mengurangi penyakit dalam tanah.
11. Cocopeat atau serbuk sabut kelapa dapat digunakan berulang-ulang
·
Batok / tempurung kelapa
Dapat
menjadi arang yang berharga jual tinggi dan dapat diekspor. Produk batu arang tempurung kelapa (coconut shell briquette
charcoal) dapat diproduksi sesuai kebutuhan pasar dan menjadi produk ekspor
unggulan. Pengolahan tempurung kelapa menjadi arang dilakukan dengan cara
pembakaran. Setumpuk tempurung kelapa dimasukkan ke dalam drum. Kemudian,
tempurung kelapa dibakar. Setelah itu, tempurung kelapa yang belum dibakar
dimasukkan lagi setahap demi setahap ke dalam drum. Hal itu terus-menerus
dilakukan sampai drum penuh dengan tempurung kelapa. Setelah penuh, drum
ditutup dan seluruh batok kelapa di dalam drum mengalami proses pembakaran.
Lambat laun, tempurung kelapa akan menjadi arang. Setelah dipisahkan dengan
sampah- sampah hasil pembakaran itu, arang tempurung kelapa akan menjadi bahan
baku produk arang inovatif yang akan diekspor ke pasar dunia.
Dapat menjadi kerajianan, banyak hiasan yang terbuat
dari tempurung kelapa dengan variasi bentuk yang unik, ini juga dapat dijadikan
kerajinan terapan yang bernilai guna seperti tas.
·
Minyak kelapa
Minyak kelapa murni, atau lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil (VCO),
adalah modifikasi proses pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan produk
dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas yang
rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai daya simpan yang cukup
lama yaitu lebih dari 12 bulan.
·
Air kelapa
Karena kandungan air
kelapa berupa mineral dan vitaminnya cukup
tinggi, maka air kelapa adalah produk yang cocok digunakan sebagai media
pertumbuhan bakteri penghasil produk-produk pangan. Maka, fermentasi air
kelapa adalah salah satu terobosan untuk mengambil nilai manfaat lain
dari air kelapa.
Berikut ini beberapa contoh produk fermentasi air kelapa
Berikut ini beberapa contoh produk fermentasi air kelapa
1.
Nata de coco
Bahan yang dibutuhkan untuk membuat nata de coco adalah air
kelapa, gula pasir, pupuk urea, asam cuka glacial dan bibit bakteri Acetobacter
xylinum yang bisa Anda dapatkan di laboratorium pertanian. Fermentasi air
kelapa yang melibatkan bakteri Acetobacter xylinum menghasilkan produk nata de
coco. Bakteri ini dapat kita temukan pada sayuran dan buah-buahan yang telah
mengalami pembusukan dan pada tanaman bergula yang mengalami proses fermentasi.
Bakteri ini akan mengubah gula yang terkandung dalam media tumbuhnya menjadi
selulosa. Selulosa berbentuk benang-benang yang kemudian berlendir dan membuat
jalinan kokoh yang tebal. Barulah kemudian lapisan nata terbentuk.
2. Fermentasi air kelapa menjadi asam cuka (vinegar)
Air kelapa berubah menjadi asam akibat aktifitas bakteri
Acetobacter pada air kelapa yang mengandung alkohol. Alkohol tersebut mengalami
penggabungan dengan oksigen dan berubah menjadi acctaldehid. Pada akhirnya
acctaldehid pun akan mengalami oksidasi menjadi asam asetat (asam cuka). Rasa
asam pada air kelapa disebabkan oleh asam cuka yang menurunkan PH air kelapa.
Lama fermentasi itu sendiri tergantung pada kadar keasaman cuka air kelapa yang
dihasilkan saat proses. Tingkat keasaman cuka yang dihasilkan air kelapa muda
dan air kelapa tua sangat berbeda.
3. Anggur dari air kelapa.
Fermentasi air
kelapa dapat menghasilkan anggur/alkohol
dengan bantuan mikroorganisme Saccharomyces cerevisiae dan Saccharomyces
ellipsoides serta ragi roti. Mikroorganisme Saccharomyces mampu mengubah
glukosa (gula) menjadi alkohol dan karbondioksida (CO2). Anggur/alkohol yang
dihasilkan oleh Saccharomyces memiliki kadar alkohol yang tinggi jika
dibandingkan dengan alkohol yang dihasilkan oleh ragi roti. Namun
alkohol/amggur yang dihasilkan ragi roti memiliki bau dan rasa yang lebih enak
ketimbang alkohol yang dihasilkan mikroorganisme Saccharomyces.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar